Ketika Bapak Ingin Saya Jadi PNS

By admin on August 31, 2017

ditulis oleh Ayaawww.cahayatheprinces.com

Bulan ini, pemerintah membuka lowongan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) besar-besaran di dua instansi. Dan, di kedua instansi tersebut formasi jurusan kuliah saya banyak dibutuhkan. Di instansi satu, calon hakim membutuhkan ribuan formasi. Sedangkan di instansi satunya, formasinya lebih variatif dari mulai SMA hingga sarjana. Nggak heran kalau yang mendaftar hingga saat ini mencapai jutaan pendaftar (ini info dari teman saya).

Animo masyarakat terhadap pendaftaram CPNS masih sangat tinggi. Meski pun ada beberapa sahabat saya yang tidak tertarik mendaftar karena alasan tertentu.

Bapak saya adalah seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang berprofesi sebagai guru SMP. Beliau sangat menikmati profesinya dan menyarankan anak-anaknya untuk mendaftar CPNS. Dari keempat anaknya, yang berhasil menjadi PNS adalah kakak saya yang pertama dan ketiga, sementara kakak kedua saya tidak pernah mau mendaftar dan saya sendiri sudah ketiga kalinya mendaftar tapi gagal, hahaha.

Saya belum memahami secara pasti mengapa Bapak  antusias sekali anak-anaknya jadi PNS. Pernah sewot karena di kampung kami, seakan-akan kalau berprofesi sebagai PNS sudah terjamin hidupnya. Apalagi kalau pas lebaran, biasanya kalau ada silaturahmi door to door, mereka tidak jarang melontarkan pertanyaan “Kerja di mana?” yang berujung menjadi obrolan yang tidak asyik.

Yang Terbaik untuk Anak

Bergulirnya tahun, saya pun mengerti kenapa Bapak getol banget menyarankan anak-anaknya mendaftar CPNS dan berharap lulus. Bahkan, kalau tahu besok ujian, malamnya sudah didoakan, sebelum berangkat ditelpon, setelah selesai ujian ditanyain bisa atau nggak mengerjakan soal dan ending-nya didoakan lagi semoga hasilnya bagus.

Hingga saat pembukaan CPNS tahun ini, beliau bertanya “Mau daftar, Wuk? Coba saja lagi”. Saya hanya tersenyum mengangguk. Saya belum pernah menjadi orangtua, dan saya tahu bahwa beliau menginginkan yang terbaik, makanya saya  hanya mengangguk dan tersenyum saat beliau menyarankan untuk mencoba tes CPNS yang keempat kali, hehe.

Oh iya, ada salah satu teman saya yang memang benar-benar tidak mau mendaftar CPNS, tetapi orangtuanya menginginkannya menjadi seorang PNS. Hingga akhirnya mengomel dan hubungan mereka sedikit merenggang.

Saya pernah merasakan sebal karena pernah dipaksa Bapak Ibu melakukan hal yang tidak saya suka (dalam konteks berbeda), sempat menggerutu juga, tetapi semakin ke sini saya memahami bahwa orangtua itu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Keinginan orangtua kepada anaknya menurut saya sah-sah saja, asal tidak sampai memaksakan.

Dulu, saya pernah punya cerita bahwa teman saya masuk CPNS di instansi tertentu dengan menggunakan uang sekian ratus juta. Tanpa merasa bersalah, ia menceritakan hal tersebut bahwa dirinya akan lulus karena sudah membayar uang. Saya yang mendengar merasa miris, meski pun saya gagal berkali-kali, tapi kalau disuruh memilih, mending saya gagal daripada lulus dengan syarat menyuap. Saya tidak bisa membayangkan kalau seumur hidup saya harus memakan gaji dengan profesi yang awalnya sudah menyerobot jatah orang lain.

Do The Best

Saya pernah ada dalam posisi down saat tidak berhasil menjadi seperti apa yang orangtua saya harapkan. Mendaftar ini itu kok nggak diterima. Tes CPNS gagal terus. Masa kayak gitu aja gak bisa sih? Apalagi masyarakat latah membanding-bandingkan.

“Masa sarjana di rumah aja?”

“Itu si A udah diterima CPNS lho, kamu ga coba daftar?”

Dan pertanyaan-pertanyaan setipe yang seakan menuntut saya harus memenuhi ekspektasi mereka.

Alhamdulillah sampai sekarang kalau flashback lagi, saya merasa bersyukur bisa berada di titik ini. Apa pun profesinya, just do the best tanpa mengharapkan ekspektasi orang lain tentang kita. Ternyata hidup sesederhana itu.

Kita tidak perlu menjelaskan kepada orang lain tentang keadaan kita, karena seringkali kalau sudah tidak satu frekuensi, akhirnya hanya akan berujung pada perdebatan yang sia-sia. Misalnya saat orang membandingkan si A yang sudah menjadi PNS dengan pekerjaan kita yang mungkin dianggap sebelah mata karena tidak memenuhi standar mereka, kata Mas Bondan Prakoso “Ya sudahlah…..”

Teman-teman pernah daftar CPNS juga? Atau profesi yang diidamkan tapi gagal sampai nangis-nangis? Sharing yuk!

Dan yang tahun ini mendaftar CPNS, semoga mendapatkan hasil terbaik ya.

Ah iya, seringkali gagal adalah jawaban yang terbaik daripada saat berhasil membuat kita melupakan rasa syukur….

 

***

Ketika Bapak Ingin Saya Jadi PNS adalah blogpost trigger kedua untuk kelompok Nila F. Moeloek #KEBloggingCollab

Ayaa, seorang blogger yang mondar mandir Solo – Jakarta, adalah seorang pecinta anak-anak, hujan dan kereta.

Comments (14)

August 31, 2017

Dulu aku juga disuruh daftar jadi PNS, cuma ga mau haha. Buat aku berat kayaknya bebannya 😀 Lebih nyaman kerja di swasta aja. Tapi sekarang jd ibu rumah tangga yang bisa ngeblog dan menghasilkan juga menyenangkan banget 😀


August 31, 2017

Life is choice ya Mak? *halah*


August 31, 2017

disuruh daftar cpns tapi kalau lihat bukaan kok umurnya gak cukup yah.
#sayang


September 1, 2017

Awal lulus, saya beberapa kali daftar CPNS Mak, baik yg daerah maupun vertikal tapi semuanya belum lulus, coba lagi katanya, hihihih *yg terakhir ngarang tentunya

Ini sekarang Suami malah yg tiap kali ada tes CPNS mbujuk saya utk ikutan daftar, tp ntah kenapa bertepatan mulu saat hamil, sama tu dgn thn 2014 yg lalu, nah ini skrg jg, sampe saya bilang ke Beliau: mungkin saya emang gak ditakdirkan jd PNS, lah adaaaa ajaaa halangannya. Walau sekedar ingin daftar ajah, beda dgn swasta


September 3, 2017

Pernah bbrp Kali ikut test CPNS hiks gagal terus pdhl yakin bnget itu soak gampang Dan d jawab semua to herannnya gk Lulus,,,, krn dulu msh jamanny nepotisme berani bayar brp pasti Lulus, justru sy kpingin ngerasain Lulus tp gk pakai nyogok,,, tetep Blum rezeki juga


September 4, 2017

Semangatnya patut dicontoh mba , semangat pantang menyerah .


September 8, 2017

Baru nyoba sekali dan gagal. Tapi, masih berharap buat ikutan.


September 8, 2017

Alhamdulillah oang tua saya tipikal yang membebaskan anak-anaknya mau jadi apa yg penting bahagia. Hmmm… memang sepertinya kalo jadi kantoran, orang tua dulu ada kebanggaan tersendiri, dulu pernah saya bekerja, terlihat ada rasa bangga yang tersemat. Hehehe


September 27, 2017

saya dari dulu gak tau kenapa malah gak ngebet ya daftar Cpns ini. Tapi tahun ini iseng-iseng aja si.
Untungnya dari dulu dibebasin oleh orang tua gak haru jadi PNS. Apa aja yang penting bahagia,


October 11, 2017

Saya PNS mbak. Sekali ikut alhamdulillah ketrima. Berkat doa orang tua. Yang ngebet orang tua sih. Saya nya malah enjoy di swasta malahan dulunya.. 😀
Dan memang benar setelah jadi PNS, baru dianggap sudah bekerja sama tetangga sekitar. padahal kemaren-kemaren sempet kerja di perusahaan swasta sama bank BUMN..
Yang suka bikin bete kalau ada yang bilang “pasti nyogok deh”. Ih, pingin aku jitak aja deh. Memangnya semua PNS nyogok. .
Kalau yang namanya oknum kan padahal bukan hanya PNS aja ya.

Betul kata mbak. Apa pun profesinya, just do the best tanpa mengharapkan ekspektasi orang lain tentang kita… ^_^


January 5, 2018

Dulu sempat pengen sebelum menikah, kalo sekarang lebih orientasi kepada keluarga dan telah menentukan utk jadi freelance saja


May 3, 2019

dulu bgt pernah berdoa biar gak jd PNS.ternyata mimpi itu nyata..

berkali2 tes cpns gak pernah lulus.sampai akhirnya umur gak memungkinkan lagi hahaha. syukuri apa yang ada.hidup akan berjalan jadi PNS ataupun tidak. yang penting berkah..


January 7, 2020

Jadi sekarang bagaimana rasanya mbak setelah diterima jadi PNS?


October 15, 2020

kalau saya gak pernah tertarik jadi PNS sih, karna kalau di perusahaan swasta gaji bisa di digoyang2 (asal ada kepintaran / merasa diperlukan perusahaan otak kita)


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: